Kamis, 23 Juni 2022

Hands On Math

 

“BERMAIN NYATA”

DALAM MATEMATIKA MELALUI HANDS On MATH

 

Matematika adalah ilmu abstrak yang sulit untuk diterima oleh pikiran secara langsung jika belum memasuki tingkat berfikir sesuai levelnya. Untuk anak-anak yang tingkat berfikirnya masih cenderung level kongkrit butuh media atau pengalaman dalam belajar yang tepat sesuai tingkat berfikirnya (Van Hiele, 1995). Teori Bruner, menyatakan bahwa proses belajar siswa melaui 3 tahap perkembangan mental, yaitu enaktif, ikonik dan simbolik. Dalam tahap enaktif siswa menggunakan atau manipulasi objek-objek secara langsung. Terkait tahap kedua yaitu ikonik, dalam hal ini adalah menggunakan benda manipulatif untuk menuju tahap simboliknya. Penggunaaan benda manipulative tersebut akan sangat bermakna karena dibuat sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga siswa lebih paham akan suatu konsep matematika. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Bacer, bahwa penggunaan manipulatif adalah kunci untuk memungkinkan siswa memahami konsep-konsep matematika abstrak, sebagai bentuk perantara kongkrit dengan abstrak. Sebagai bentuk perantara tersebut, siswa dibimbing dengan sebuah aktivitas melalui benda manipulatif yang didesain agar siswa mengalami sendiri sebagai pengalaman bermakna dalam belajar. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Freudenthal (2002:14), bahwa “mathematic is human activity”.  Pernyataan tersebut nenyatakan bahwa matematika bukan sebagai produk jadi, melainkan sebagai suatu bentuk aktivitas atau proses, sebagai suatu bentuk kegiatan dalam mengonstruksi konsep matematika. Frudental mengenalkan istilah guided reinvention sebagai proses yang dilakukan siswa secara aktif untuk menemukan kembali suatu konsep matematika dengan bimbingan guru.

 

Menurut van Hiele (1995), siswa dalam level concrete operations membutuhkan benda-benda manipulatif yang secara sengaja disiapkan untuk merangsang pikiran dalam mengonstruksi pengetahuan dan keterampilan. Pengalaman belajar dalam mengonstruksi pengetahuan adalah pembelajaran yang bercirikan aktivitas fisik yang melibatkan tangan secara langsung (Hands-On Activities) (Yaumi, 2013: 42).

Overholt & Lauri (2010: v) menyatakan bahwa kegiatan matematika di kelas sebagai “Math Wise”, artinya Hands-On Activity sebagai cara mengenalan pemahaman matematika secara real.  Pembelajaran di kelas harus lebih dari sekedar menjawab dengan benar, siswa lebih membutuhkan kegiatan memahamani konsep dan pengalaman dalam matematika. Aktivitas yang akan membantu siswa memahami secara penuh dari konsep dasar matematika seperti halnya bilangan, perhitungan, perkiraan, pengukuran, peluang, analisis data, aljabar, problem solving dan logika berpikir.

Sedangkan Costu dkk  (2007) mengatakan bahwa Hands-on activity adalah kegiatan yang membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman konseptual, yang bisa dilakukan secara individu, kelompok atau seluruh kelas. Hands-on activity adalah teknik pembelajaran aktif yang memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman sain dengan suasana menyenangkan, siswa dapat terlibat dalam proses mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Sedangkan menurut Musser dkk (2007) Hands-On Activities: Activities that help develop initial understandings at the concrete level.

Berdasarkan beberapa pemamparan di atas, Hands-on Activity adalah aktivitas yang melibatkan kegiatan praktik atau eksperimen yang melibatkan fisik dan mental siswa dengan menggunakan alat atau benda bersifat manipulative, menggunakan benda fisik yang dapat disentuh secara langsung oleh tangan atau dibuat dengan tangan, menggunakan objek hidup atau mati, sederhana namun dapat merangsang memahamkan konsep, menalar dan menyelesaikan masalah, menjembatani kegiatan pembelajaran melalui aktivitas yang kongkret sebelum masuk ke dalam hal yang abstrak, mengkonstruksi pemahaman sain dengan suasana menyenangkan, dan melibatkan secara fisik dan mental siswa dalam proses mengkonstruksi pengetahuan. Hands-On Activity bisa dilakukan dengan secara individu, kelompok, atau seluruh kelas. Melaui Hands-On Avtivity siswa diarahkan untuk mempraktikkan apa yang sedang dipelajari, karena siswa belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan (Dryden dan Vos , 2001:100). Hans-on Activity dalam istilah bahasa Inggris sering disebut dengan Hands-On Math, Hands-On Geometry, Hands-On Problem Solving.

Pembelajaran berbantuan Hands-On Activity akan membuat siswa senang dalam belajar, meningkatkan pengetahuan matematika yang dibangun sendiri oleh siswa, dan selanjutnya meningkatkan sikap untuk berobservasi, bereksperimen secara ilmiah (Costu dkk, 2007). Belajar dalam suasana yang menyenangkan akan lebih efektif (Dryden dan Vos, 2001: 22) dan pemahaman konseptual meningkat. Senada dengan hal tersebut, Rayner dkk (2009:64) menyatakan bahwa: “their levels of mathematics anxiety would decrease as their conceptual understanding of mathematical topics increases”, yaitu jika rasa cemas dalam belajar matematika menurun (belajar menyenangkan) akan mengakibatkan pemahaman konseptual meningkat. Siswa yang belajar dalam suasana yang menyenangkan (tidak cemas dengan matematika) akan meningkatkan performa dalam matematika dan matematika yang berkaitan dengan dengan materi yang lain. Menurut DePorter dkk (2014:44) bahwa “suasana yang penuh dengan kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar”.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR RUJUKAN

 

 Bacer, K.F. 2004. Hands-On Math Learning Addition and Subsraction Trough Manipulative Activities. Trafford: Canada.

Costu, B., Suat, U. & Alipasa, A. 2007. A Hands-On Activity To Promoute Conceptual Change About Mixtures And Chemical Compiunds. Journal of Baltic Science Education. Vol. 6 No. 1.

DePorter, B., Reardon, M. & Singer-Nourie, S. 1999. Quantum Teaching. Kaifa: Bandung

Dryden, G. & Vos, J. 2002. The Learning Revolution (Revolusi Cara Belajar). Mizan Media Utama: Bandung.

Freudenthal, H. 2002. Refisiting Mathematics Education. Dordrecht. Kluwer Academic Publisher.

Musser, G.L., Burger, W.F. & Peterson, B.E. 2007.Mathematics For Elementary teachers. Wiley: New Jersy.

Overhollt, J. & Lauri, K. 2010. Math Wise! Over 100 Hands-On Activities That Promote Real Math Understanding. Jossey: USA.

 

Rayner, V., Pitsolantis, N. & Osana H. 2009.  Mathematics Anxiety in Preservice Teachers: Its Relationship to their Conceptual and Procedural Knowledge of Fractions. Mathematics Education Research Journal. Vol. 21, No. 3, 60-85.

 

Yaumi, M. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan dengan Kurikulum 2013. Kencana: Jakarta.